Selasa, 05 Januari 2016

PENCITRAAN

Di zaman yang semakin keras ini menuntut kita untuk selalu bisa terlihat sempurna di mata orang lain. Untuk bisa terlihat sedemikian rupa segala cara dilakukan tanpa terkecuali cara-cara yang dianggap bodoh. Pencitraan adalah salah satu dari sekian banyak cara yang sering dilakukan orang-orang untuk menonjolkan suatu kebaikan dari dirinya namun belum tentu hal itu benar-benar baik di mata publik. Pernahkah kalian mendengar apa itu Pencitraan? Dan kalian pasti bertanya-tanya kenapa penulis menulis tentang pencitraan? Seberapa pentingkah pencitraan itu? jika ingin tahu lebih lanjut bacalah coretan-coretan sederhana yang penulis coba kuak dibawah ini.

Pencitraan atau Imaging berasal dari kata Citra. Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneswia (KBBI) citra memiliki arti rupa; gambar; gambaran. Sedangkan jika diberi akhiran –an menjadi citraan /cit·ra·an/ n Sas cara membentuk citra mental pribadi atau gambaran sesuatu; kesan atau gambaran visual yg ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yg khas dl karya prosa dan puisi. Untuk lebih sederhananya Pencitraan itu sebuah cara untuk membuat dirinya terlihat bagus dimata orang lain atau bisa dibilang membuat kesan dirinya terlihat baik secara visual. Sering kali kita melihat banyak orang berkicau di sosial media dengan kata-kata yang membuat diri mereka terlihat bijaksana agar mendapat simpati publik. Namun biasanya yang sering melakukan pencitraan adalah pejabat publik yang sering mengumbar kata-kata yang terkesan menyanjung dirinya ataupun golongan demi mendapat kesan baik dimata publik. Kicauan dalam bentuk tulisan yang notabene hanya bisa dibaca namun belum pasti kebenarannya hanyalah sebuah ilusi semata.

Tanpa disadari sebenarnya banyak orang disekitar kita yang mencoba melakukan praktik Pencitraan. Sebenarnya hal ini membuat muak dan perlu diberantas. Mereka mengagung-agungkan diri masing-masing tanpa berfikir fakta sesungguhnya. Penulis sering menemui orang dengan karakter yang suka membual tapi tidak pada tempatnya. Penulis bisa menyebut ini sebagai pencitraan. Mereka semacam bermuka dua dengan karakter takut akan ketiksempurnaan.  Pencitraan bisa saja baik ataupun buruk. Dan yang paling menyakitkan adalaah saat pencitraan baik itu berputar balik menjadi pencitraan buruk malunya itu tidak terhitung.

Seperti pengalaman yang telah berlalu, pernah ditemui sosok yang awalnya kita kenal dari kesan pertama itu menakjubkan, sempurna, dan enak dipandang mata bisa saja itu hanya cara mereka menyembunyikan maksud tertentu. Apakah seorang direktur harus berpakaian rapi, berdasi, menggunakan kemeja lengkap dengan jasnya. Apakah seorang pemulung tidak boleh memakai pakaian yang seperti dipakai direktur? Sebenarnya tidak ada yang melarang. Seseorang tetap dikatakan direktur jika dia tidak berpakaian kemeja berdasi dilengkapi jas. Namun kesadaran diri itulah yang harus dimiliki bagaimana seseorang agar terlihat tepat dan pantas dipandang. Dia harus bisa menempatkan diri sesuai kondsi.

Seperti orang-orang disekitar penulis yang banyak bermuka dua. Penulis tidak punya kekuatan indera ke 6,7 atau 8 namun dengan sekali liat penulis langsung tau bahwa manusia itu sedang mengelabuhi mangsanya semacam bunglon dia bisa berubah seenak udelnya. Penulis benci banget sama orang yang sudah terlihat gejala-gejala pencitraannya. Apalagi dia tidak pandai berakting keliatan sekali bohongnya kadang penulis malu sendiri ngeliatnya. Sesungguhnya hidup dalam kepura-puraan itu tidak enak. Seriuss! Tapi kenapa mereka suka sekali berpura-pura sempurna demi mendapat perhatian orang. Mengalirlah seperti seharusnya. Membohongi diri-sendiri itu memuakkan dan menyakitkan. Kalau sama diri-sendiri aja susah untuk jujur apalagi sama orang lain. Jadi kalo mau mempraktikan bentuk pencitraan mending ikut casting ftv yang lg menjamur di stasiun tv Indonesia. Lumayan dapet gaji juga kan.


Seperti itulah pencitraan, bisa menjengkelkan saat fakta dibalik pencitraan itu terungkap. NO IMAGING PLEASE!! IT’S SO DISGUSTING!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar