Bagaimana rasanya mencari ilmu dibarengi dengan mencari uang?
Apakah gampang? Apakah tidak capek? Semua itu tergantung dari niat.
Hai, nama ku tri. Kali ini aku nggak bakal nulis lucu-lucuan
aku mau nulis yang agak serius dikit biar bermanfaat. Aku sekarang sedang
menempuh pendidikan di Universitas Udayana jurusan Sastra Inggris fakultas Ilmu
Budaya semester 4. Seperti mahasiswa mahasiswi lainnya, tiap pagi ya berangkat
kuliah, siangnya kuliah, sorenya pulang ke rumah kalo yang punya rumah,
malemnya nugas, begadang alasannya buat tugas padahal kayanya sih enggak,
paginya bangun kesiangan, telat ke kampus, sampe di kampus dosen udah dikelas,
nggak berani masuk, ujung-ujungnya bolos. Ya, itulah mahasiswa. Jika kalian
belum merasakan masa ini kalian belum dikatakan mahasiswa seutuhnya.
“kuliah itu tak seindah FTV” inilah quote yang sering menjadi
bentuk penyesalan mahasiswa yang menjadi korban ftv. Hanya mahasiswa baru aja
yang menganggap kuliah itu sekedar ke kampus, belajar, punya pacar, pacaran,
akhirnya bahagia di akhir. Kalo ada yang berfikiran seperti ini, itu salah
besar. Kalian pasti nggak nonton ftvnya sampe selesai atau mungkin si sutradara
kehabisan duit buat nyelesaiin satu ftv. Padahal bagian mati-matian ngerjain tugas,
mati-matian selalu bangun pagi buat menuhin absen sampai 75%, mati-matian buat
skripsi, sampai sidang skripsi juga nggak pernah ada yang buat ftvnya sampai ke
tahap ini. oh ya sudahlah, namanya juga FTV apasih yang bisa diharapkan banyak
dari telenovela Indonesia yang ujung-ujungnya juga tak berujung.
Mungkin aku sedikit tak sama dari mahasiswa lainnya karena aku
punya kegiatan lain. Hidup di Bali sebagai Mahasiswa perantau itu sama sekali
tidak mudah, murah apalagi megah. Biaya hidup mahal, segala macam kebutuhan
mahal, kos mahal, beli rumah apalagi. Jadi yang mau kuliah di sini aku saranin
buat nyari beasiswa ya biar kalian nggak mempraktikan peribahasa besar pasak
daripada tiang. Kalo boleh jujur, banyak sekali kebutuhan yang mesti aku
tanggung sendiri. Aku memang mahasiswa yang kuliah karena beasiswa dan
untungnya selain biaya kuliah gratis, biaya hidup juga gratis karena aku juga
dapat uang bulanan.
Tapi uang bulanan itu tidaklah cukup untuk memenuhi segala
kebutuhan yang aku tanggung sendiri, seperti uang makan, bensin, beli buku,
uang jajan, keperluan pribadi, uang buku, uang fotokopi, uang bayar kas
organisasi, uang beli baju kalo kampus ada acara, uang pulsa, dan masih banyak
lagi kebutuhan tak terduga yang benar tak terduga lainnya.
Oleh karena itu, dengan tekat bulat sebulat donat, aku
putuskan untuk bekerja paruh waktu. Karena untung saja aku mahasiswa sastra
yang kesibukannya jauh berbeda dengan mahasiswa kedokteran, banyak sekali waktu
luang ku yang terbuang sia-sia untuk duduk-duduk memandangi atap kontrakan
sambil menghitung berapa hari lagi aku lulus ya.. akhirnya aku bertanya pada
teman-teman sekitar, gugling informasi lowongan pekerjaan part time dan
akhirnya banyak teman-teman ku yang bercerita mereka mengajar di bimbingan
belajar, akhirnya aku mendapat ilham kalau mereka bisa kenapa aku tidak. Oke,
keinginan ku sudah semakin kuat. Masalahnya sekarang adalah di mana aku harus
mencari tempat bimbingan belajar itu? Tadaa disaat semangat menggebu-gebu
begini otak ku berguna juga, aku manfaatkan teknologi yang katanya semakin
canggih. Aku buka situs jual beli populer “olx.com” dan alhamdulillah ada
tempat bimbel yang kebetulan deket rumah, aku coba kirim cv dan lamaran kerja.
Setelah menunggu, akhirnya ada telephon masuk yang katanya aku dipanggil buat
interview dan yess setelah melalui rangkaian tes aku diterima.
Aku akhirnya bekerja di kantor cabang di Dalung, Bali. Jam
kerja ku dari jam 4 sampai jam 8 malam. Capek? Iya, banget! tapi untungnya
kerja ku enak, setelah selesai mengajar kalo nggak ada kelas lagi kita bisa
buat tugas, makan atau tiduran seenaknya (kalau nyalinya besar). Sesungguhnya
ini bisa dibilang menguntungkan juga, selain bekerja kita juga menambah
kemampuan public speaking kita, awalnya aku pemalu banget, nggak suka tampil di
depan umum, tapi akhirnya lama-kelamaan ya tetep gitu-gitu aja sih. Heh
nggaklah becanda, nambah kok keberaniannya walau cuman dikit. Aku membagi ilmu
ku dalam bidang bahasa inggris, matematika dan baca tulis haha agak nggak
nyambung sih tapi embat ajalah yang penting di bayar wkwk dasar.
Lalu gimana dengan kuliahnya kak? Apa kuliah kakak nggak
terganggu sama kerja? Terus kapan kakak buat tugasnya? Jawabannya adalah maybe
yes maybe no. suatu kebohongan besar kalau aku bilang tidak. Kuliah ku dari
pagi sampe siang kadang paling sore jam 3.
Terus buru-buru ketempat kerja
pulang paling nggak jam setengah 9 baru nyampe rumah, belum mandi belum lagi
makan. Jadi buat tugasnya itu ya setelah semua itu, itulah alasan kenapa aku
selalu tidur malam tapi bukan begadang karena kalo dibiasain begadang kuliah
pagi ku jadi nggak maksimal karena pasti ngantuk. Setelah bekerja aku lebih
menghargai waktu. Manajemen waktu sangat dibutuhkan disini. Capek iya capek
banget kadang aku suka bosan sama hidup ku yang gini-gini aja. Tapi aku juga
bersyukur sih dengan begini aku hidup tidak bergantung pada orang tua,
bener-bener mandiri. Aku hidupi hidup ku sendiri. Hehe maaf kadang aku juga
ingin orang-orang tau hidup ku itu berat.
Jadi intinya, kuliah sambil kerja itu bisa aja asal bisa
mengatur waktu dengan sebaik mungkin. Jangan berat sebelah. Namun adakalanya
kita menemukan titik kebosanan, seperti aku yang benar-benar jenuh
minggu-minggu ini. tapi semua pasti berlalu kok.
Oiya dan selain itu aku juga
mau nyoba aktif di organisasi, biar nambah temen aja sih dan nggak gitu-gitu
aja kehidupan kampus ku.
Jadi intinya kuliah-kerja-organisasi itu bisa aku
kerjakan dengan sebagaimana mestiya namun resiko tidak maksimal itu pasti ada.
Semoga pengalaman hidup dan perjuangan ku mengejar gelar Sarjana di Bali ini
bisa menjadi motivasi sukses ku kedepannya. Kenapa aku membuat judul tulisan
ini History in story? Karena cerita ini akan menjadi bagian sejarah dalam hidup
ku.
Aku tahu tidak semua
sarjana itu berhasil menjadi orang sukses tapi setidaknya orang yang berilmu
itu pasti tahu bagaimana menciptakan sukses mereka masing-masing.