Keinginan
hampir semua penikmat keindahan Indonesia adalah mengunjungi Yogyakarta. Ya,
Yogyakarta merupakan kota yang sangat ingin di kunjungi oleh para traveler.
Saya bukanlah traveler tapi sangat ingin sekali pergi ke Jogjakarta sekedar
ingin tahu peradaban di sana. Setelah mengalami penantian yang sangat panjang
akhirnya liburan kali ini aku bersama kawan-kawan tercinta ku bisa traveling ke
Jogjakarta. Dulu sih waktu masih SMP pernah study your ke Yogyakarta tapi ya
gitu jalan-jalan ala anak sekolah serba buru-buru karena dikejar waktu. So
pasti nggak bakal deh bisa menikmati arti dari perjalanan liburan.
Nah di awal tahun 2017 ini, aku and the gengs
(Andi widjanarko, wahyu risnantoko, & ricky womantari) berani membuat
keputusan untuk datang ke kota Gudeg ini. Setelah melalui diskusi yang panjang
dimana kita akan menghabiskan waktu liburan semester 5, akhirnya Jogja berhasil
mengalahkan kandidat kota lain yang akan dikunjungi.
Jujur
saja, seperti mimpi bisa mengunjungi Yogyakarta bersama sahabat tercinta. Kita
habiskan 3 hari 2 malam bersama dengan ketawa bareng, haha hihi nggak jelas,
ngobrolin hal nggak penting, makan bareng, tapi untung nggak tidur bareng. Ya
pokoknya dari tanggal 29-31 januari 2017 merupakan hari yang sangat perlu diingat.
Aku
menyebut perjalanan ini dengan “Traveler Bokek” ya tahu sendiri kita ini selain
nekad juga tanpa duit yang cukup. Dan entah ini suatu keberuntungan atau apa,
liburan kita benar-benar hemat sangat. Sesampainya di Jogja kita diberi
tumpangan oleh teman SMA yang secara kebetulan punya tempat penginapan yang
kosong. Ya tanpa ragu kita nginep disitu dong, tanpa bayar hihi. Lebih hemat
lagi karena kita makan pun ditanggung oleh tuan rumah. Kita benar-benar di jamu
layaknya tamu agung padahal syukur-syukur dikasih tempat untuk bernanung eh ini
malah dikasih makan, tempat tidurnya nyaman, mandi gratis, ada camilannya pula
ahayyy.hemat banget kan ya. Manalagi kita traveling naik motor jadi lebih hemat
dan bisa menikmati perjalanan ya walaupin supirnya pegel yang penting aku
sebagai penumpang seneng-seneng aja.
Naik
motor Bojonegoro-Solo-Yogyakarta itu greget banget. Bayangkan saja betapa pegelnya,
pinggul mu berasa kempes. Tulang punggung mu berasa remuk. Kepala mu berasa terbang
melayang diterpa angin jalanan. Pundak mu berasa menahan beban hidup. Ya
begitulah, tapi aku merasa sangat bahagia karena semua ini dilakukan bersama
para sahabat yang setia tak ajakin “blakrakan” kemana-mana. Dua tahun lalu kita
berempat juga sempat liburan nggak jelas ke Surabaya dan sekarang terulang lagi
ke Yogyakarta, seperti de javu. Tapi sayangnya salah satu squad nggak pernah
bisa ikut jalan-jalan asik ini. Dia sok sibuk dan emang sibuk kayaknya sih.
Di
Yogya, kita di pertemukan dengan kawan lawa kawan SMA kawan satu daerah.
Reunian di kota orang, terutama di kota istimewa ini sangat patut dikenang.
Menikmati kota pelajar di malam hari lebih terasa syahdu ditemani rintik
gerimis yang membuat suasana Malioboro semakin romantis. Romantis tidak selalu
tentang pacar, romantis adalah saling menyenangkan dengan orang terkasih.
Minggu malam, dengan semangat membara kami yang berkumpul disana berjalan
menyususri jalanan malioboro sungguh kagum aku, malam itu, benar-benar ada
disana. Ternyata kita beruntung ada pertunjukan music tradisional dari seniman
jalanan keren sumpah. Adanya pertunjukan itu membuat suasana semakin sendu.
Setelah puas berfoto, para lelaki memaksa ngopi dulu ya udah si para cewek
ngikut. Kami benar-benar bahagia malam itu. Kami tertawa puas, lepas sungguh
sekali lagi jogja sungguh istimewa. Ke Jogja tanpa berfoto di Malioboro dan
tugu Jogja belum lah afdol. Setelah larut malam, kami kembali ke rumah kepala
suku untuk istirahat. Malam itu sungguh malam yang sibuk dan dipenuhi
kegembiraan.
Keesokan
harinya tepatnya hari ke dua, senin 30 januari 2017 kami membuka hari dengan candaan
garing ala kami. Benar-benar nggak disangka kami disuguhi sarapan juga setiap
paginya, semoga kebaikan keluarganya Rudi dibalas oleh Allah SWT. Hari kedua
kami cuman jalan ke hutan pinus imogiri aja, itupun udah ngejar waktu biar
nggak hujan. Seperti para pelancong lainnya, disana cuman foto-foto aja nggak
ada yang special ya layaknya hutan pada umumnya isinya ya pepohonan, Cuman yang
bikin beda kebahagiaan bersama sahabat terkasih. Setelah mampir sholat duhur,
kami memilih untuk bersantai sambil makan cilok, rujak, sosis, es degan dan jajanan
lainnya yang bisa dimakan. pernah nyobain main tutup mata sambil melewati
tengahnya dua pohon beringin di alun-alun kidul nggak? Kemarin aku nyoba main
itu dan gagal entah kemana arah ku sepertinya hati ku kurang bersih katanya sih
mitos bilang kalo bisa melewati itu pikiran kita benar-benar bersih.
Hari
ketiga kita bersiap kembali pulang tapi sebelumnya kita mampir ke solo lagi.
Senangnya kita berempat jajan di depan stadion Manahan solo eh ditambah ada
temain satu lagi yang ketemu do Solo. Setelah menghilangkan lelah, kami
melanjutkan perjalanan. Berangkat kehujanan pulang pun kehujanan. Yang biasanya
aku selalu menghindari hujan, kali ini aku berani menerobos hujan. Intinya kalo
sama sahabat itu semuanya bisa terjadi. Kami sampai dirumah selasa sore lalu
diiringi dengan hujan sendu nan syahdu.
Perjalanan
traveling nekad 3 hari 2 malam kita berakhir dengan kebahagiaan. Terimakasih
untuk semua pihak yang telah membantu mewujudkan keinginan ku mengunjungi kota
Gudeg. 3 hari 2 malam adalah waktu yang singkat untuk menikmati liburan dan
mengunjungi banyak tempat. Di waktu yang singkat itu kami menghabiskan waktu
bersama, menikmati Indonesia bersama, tertawa bersama, dan saling membully
tanpa maksud menyakiti. Terima kasih kalian membuat hidup ku sungguh berwarna.
Intinya aku sangat bahagia jika ingin diungkapkan butuh jutaan kata-kata untuk
dirangkai. Terimakasih sahabat-sahabat ku aku sayang kalian. Tak kan ku lupakan
kenangan indah kita di Yogja ini. Yogyakarta memang teristimewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar