Entah kenapa dari dulu
sampe sekarang aku nggak pernah yakin pada semua hal yang aku putuskan sendiri.
Hidup ku penuh penyesalan gara-gara nggak pernah bener ambil keputusan. Salah
satunya ambil jurusan kuliah. Saat ini aku kuliah di universitas udayana
jurusan sastra inggris, APA?? SASTRA INGGRIS??? MAU JADI APA??
Pasti semua
orang mikirnya gitu tiap kali aku jawab pertanyaan mereka. Mereka pikir kuliah
itu harus ambil jurusan dokter dokter dan dokter. Hellloooo paakk buukkk kalo
semua orang kuliah kedokteran, trus semua jadi dokter bapak ibuk sekalian mau
yang jadi orang sakitnya gitu hah?!
Sering aku
dibuat emosi karena sikap mereka yang nggak pernah menghargai jurusan ku.
Sebenernya aku juga pernah kepikiran buat masuk kuliah kedokteran, memang itu
bukan hal mustahil tapi bagi ku amat sangat mustahil bisa masuk kedokteran.
Karena aku ingin kuliah lewat jalur SNMPTN yang notabene tanpa tes apapun jadi
nggak usah repot-repot mikir lagi setelah pusing mikirin ujian nasional, aku
harus mempertimbangkan dari berbagai sudut agar bisa lolos dengan mudah.
Pertama dari nilai raport, oke memang nilai raport ku lumayan bagus-bagus
bahkan aku pernah dipuji salah satu dosen yang mewawancara bidik misi ku dulu,
tapi buat lolos snmptn itu nggak bermodalkan nilai raport aja. Akreditasi
sekolah dan rekam jejaknya juga jadi penilaian. Aku sekolah di SMA negeri di
pedesaan, untungnya sekolah ku berstatus negeri dan berakreditasi A. tapi
sepanjang sejarah, belum pernah ada yang lolos masuk kedokteran. Itu salah dua
yang menjadi pertimbangan ku kenapa nggak ambil jurusan wow itu. dan aku pikir
kuliah kedokteran itu nggak mudah, kita mesti belajar istilah-istilah medis,
ngapalin bagian-bagian tubuh makhluk hidup, ngapalin nama-nama ilmiah yang
sangat aneh dan masih banyak lagi. Aku nggak ada minat sama sekali, pelajaran
biologi SMA aja aku nggak suka gimana mau kuliah begituan
-__-.
Aku
milih jurusan sastra juga ada alasan tersendiri. Selain memang cari aman biar
langsung lolos snmptn karena gradenya sedang-sedang saja juga karena aku punya
cita-cita tersendiri yang sampe sekarang masih menjadi misteri #yaelaahh .
Namun walau bagaimanapun juga aku masih sering mendengar semacam nada
merendahkan saat aku bilang aku kuliah dijurusan sastra inggris. kakak ku aja
sangat menyayangkan kenapa aku masuk sastra yang katanya masa depannya nggak
jelas, kenapa nggak masuk kedokteran biar nanti bisa buka praktik sendiri trus
bisa ngehasilin duit banyak. Mereka nggak pernah tau bagaimana perjuangan masuk
kedokteran, hanya orang-orang beruntung dan terpilihlah yang bisa masuk sana.
Sebenernya juga aku agak nyesel
kenapa aku nyasar disastra? Sementara saat SMA aku anak IPA? Nggak ada
hubungannya sama sekali. Dipikir-pikir percuma juga aku belajar IPA 3 tahun
disekolah dan saat lulus nggak aku lanjutin malah belok kearah jurusan yang
beda jalur. Tapi biarlah nasi sudah menjadi bubur ayam, entah memang Allah
memberikan jalan kesuksesan ku dari sini atau aku yang melawan takdir, who
knows??
Hati kecilku yang paling dalam juga
nggak bisa bohong, keinginan menjadi dokter memang ada karena jika aku jadi
dokter status sosial keluarga ku pasti berubah, mungkin kami lebih dihargai dan
nggak diremehkan tetangga lagi. Aku menyesal kenapa dulu aku nggak ambil kedokteran
aja ya? kan nilai raport ku juga bagus-bagus nggak kalah sama anak yang udah
resmi jadi mahasiswa kedokteran, coba dulu aku nyoba pilih jurusan pendidikan
dokter dipilihan pertama, mungkin aku juga lolos, mungkin aku bisa pamer ke
orang-orang kalo aku calon dokter, mungkin.. mungkin.. mungkin.. ya ya ya sampe
sekarang kata “mungkin” sudah melekat di kepala ku dan menghantui ku, tugas ku sekarang
adalah menghilangkan kata “mungkin” itu dengan menjalani perjalanan baru hidup
ku dengan menjadi seorang mahasiswa sastra inggris universitas udayana.
Sekarang saatnya aku buktikan pada mereka bahwa semua jurusan itu berharga dan
berguna namun mereka saja yang masih belum menemukan orang sukses yang dari
lulusan sastra.
Pembaca
bijak tinggalkan jejak
semangat ya tri..............
BalasHapusperaturan baru pemerintah.... kuliah strata 1 (S1) di Universitas Negeri maksimal 5 Th.
pokoknya jangan sampai ada mata kuliah ngulang.......... target 4 tahun harus tepat waktu
siap bang ojiiikkkk...
Hapuskalau bisa jangan deh sampe 4 tahun, 3,5 tahun cukup